LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENDIDIKAN

BAB 1

PENDAHULUAN

  1. A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas keberbagai bidang kehidupan, pengaruh ini sangat cepat memberikan dampak positif dan dampak negative. Perkembangan ilmu dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan keseluruh dunia menembus batas ruang dan waktu. Dapak negatifnya yaitu terjadinya berubahan nilai, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan moral kehidupan yang dianut masyarakat.

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan  terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas,   kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha. Adapun jenis-jenis TIK yang kita kenal selama adalah sebagai berikut: Radio, Televisi, Telepon (fixed & mobile), Faxsimile, Electronic recording (audio & video), Komputer dengan segala peripherals (Software, Hardware, Useware (program atau isi informasi), Jaringan (lokal, wilayah & global/internet).

Teknologi informasi dan komunikasi yang kita nikmati sekarang pada awalnya dimulai dengan hal-hal yang sederhana. Untuk berkomunikasi dan bertukar informasi pada awalnya orang menggunakan surat, telegram, dll, dengan menggunakan tulisan tangan dan mesin ketik untuk menuliskannya.

Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi ini dapat dinikmati oleh semua orang yang berkepentingan dengan teknologi itu, akan tetapi tidak semua orang mengetahui sejarah dan latar belakang perkembangan teknologi yang telah berhasil merajai dunia hari ini. Sejarah perkembangan ini akan menambah pengetahuan dan informasi kepada orang lain untuk mengenal lebih dekat teknologi itu.

  1. B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah sejarah perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi yang kita gunakan dalam semua bidang kehidupan sampai saat ini?

  1. C. Tujuan

Makalah ini dibuat untuk mengungkapkan sejarah perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi yang digunakan dalam semua bidang kehidupan sampai saat ini..

BAB II

Landasan Teori

Istilah teknologi informasi (Information Technology) mulai popular diakhir dekade70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi dikenal dengan teknologi computer atau pengolahan data elektronik atau EDP (Electronic Data Processing). Sementara menurut kamus Oxford (1995) technology informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronik, terutama computer untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.

Martin (1999) menyatakan bahwa teknologi informasi tidakhanya terbatas pada teknologi computer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untukmemproses dan menyimpan informasi tapi mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Menurut Lucas (2000) teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik, mikro computer, computer mainframe, pembaca barcode, perangkat lunak, pemroses transaksi, perangkat lunak lembar kerja (worksheet) dan peralatan komunikasi, dan jaringan merupakan contoh teknologi informasi.

Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi adalah untuk mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Untuk profesi seperti sains, perdagangan, berita bisnis dan asosiasi profesi.

Teknologi informasi terdiri dari enam bagian yaitu, teknologi masukan (input teknologi), teknologi keluaran (output teknologi), teknologi perangkat lunak (software teknologi), teknologi peyimpan (storage teknologi), teknologi komunikasi (communication technology), mesin pemroses (processing machine /CPU).

Teknologi komunikasi adalah perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan system yang digunakan untuk membantu proses komunikasi agar komunikatif.

Ada keterkaitan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi menekankan pada pelaksanaan danpemrosesan data seperti menangkap, mentrasmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunakan perangkat-perangkat teknologi elektronik terutama computer. Lebih pada pengolahan data dan informasi.

Teknologi informasi menekankan pada penggunaan perangkat teknologi elektronika dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian tujuan dalam proses komunikasi sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi criteria komunikasi yang efektif.

BAB III

PEMBAHASAAN

A. Tahap Perkembangan Teknologi dan Komunikasi

Sebagai perangkat utama dalam Teknologi Informasi dan komunikasi, komputer telah mengalami berbagai perkembangan sebagai sebuah evolusi atau perkembangan yang bertahan dalam jangka waktu yang lama. Untuk lebih jelasnya evolusi komputer meliputi dari:

a) Generasi pertama, teknologi lampu tabung/tabung hampa (vacuum tube) sebagai komponen elektronik utama. Jenis komputer ini lambat memerlukan ruangan yang besar, memerlukan pendingin yang kuat karena panas yang ditimbulkan oleh lampu tabung tersebut, singel prosessing dan memiliki memori yang sangat kecil dibandingkan dengan ukuran fisiknya.

b) Generasi kedua, teknologi semi-konduktor berupa transistor yang ukurannya jauh lebih kecil dibanding dengan tabung hampa. Jenis ini sudah jauh lebih baik dibandingkan teknologi lampu tabung. Ukurannya lebih kecil, mulai di perkenalkan pada era tahun 1960. komputer jenis ini yang paling banyak digunakan adalah IBM 1401.

c) Generasi ketiga, mulai diperkenalkan sejak tahun 1965 dengan teknologi IC (Integrated Circuit). Jenis komputer ini lebih kecil dan lebih cepat. Dukungan software sudah terlihat lebih nyata.

d) generasi keempat, menggunakan teknologi LSI (Large Scale Integrated Circuit), jenis komputer ini sangat variatif, banyak digunakan sebagai komputer pribadi.

e) Generasi kelima menggunakan teknologi VLSI (Very Large Scale Integrated Circuit) mempunyai kemampuan pengolahan data yang cukup besar.

Pada tahun 1996 dipasaran beredar pentium seri PC 620 dengan DRAM (Dynamic Random Access Memory) 16 Megabits. Kemampuan ini ditingkatkan lagi menjadi 64 Megabits pada tahun 1998, tahun 2000 mikroprosesor intel telah memproduksi seri PC 60786 dengan kemampuan kapasitas DRAM 256 Megabits. Jika beberapa waktu yang lalu pembuatan chip meniru aliran panas hewan, kupu-kupu, kini para ilmuwan sedang mengembangkan teknik pembuatan dengan meniru model penyusunan DNA, yang dalam biologi berfungsi untuk menyusun molekul-molekul yang lebih komplek. Dengan teknologi X-Rays litographi dapat dibuat mikro prosesor yang lebih kecil, yaitu dengan ukuran 0,1 sampai 0,05 mikron, bekerja lebih cepat, tidak membutuhkan banyak daya serta sedikit menghasilkan panas dan yang lebih penting kemampuan komputer yang ada sekarang akan dapat ditingkatkan hingga satu juta kali. Selain itu kajian teoritis tentang semikonduktor berkecepatan tinggi terus dilakukan orang.

B. Usaha Awal dan Persiapan TIK di Indonesia

TIK telah berkembang dengan sangat pesat sehingga sudah merupakan gejala dunia. Teknologi itu sudah menjadi bagian kebudayaan Indonesia sejak dikembangkannya sistem satelit domestik. Gejala ini sebenarnya telah menjadi perhatian sejak awal kemerdekaan, yaitu dengan digunakannya siaran radio untuk mengibarkan semangat perjuangan kemerdekaan. Siaran Radio Pendidikan untuk Demobilisan Pelajar dimulai pada 31 Juli 1951, merupakan kerjasama antara Djawatan Pendidikan Masjarakat Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dengan RRI dan AURI. Pada tahun 1954 dihentikan karena semua ex tentara pelajar telah ditampung dalam sekolah khusus di Malang.  Marshall McLuhan (1967) seorang pakar dalam bidang sosio kultural yang terkenal dalam bukunya, Media is the Mesage, menyitir ucapan Presiden Soekarno sewaktu berkunjung ke Hollywood, bahwa gambar hidup telah menyebabkan revolusi nasional di Asia. (dalam Miarso,2007:481).

Pemerintah berupaya mengatasi untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut, antara lain: (1) Mendirikan Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru (BKPTPG) 2 Juli 1950 dan sekarang berubah menjadi PPPG (Pusat Pengembangan Penataran Guru) dengan bahan belajar mandiri dan tutorial; (2) Siaran Radio untuk Demobilisan Pelajar 31 Juli 1951 kegiatan ini terhenti pada tahun 1954 dan (3) Didirikan juga Kursus Tatabuku dan Hitung Dagang melalui korespondensi (Effendi Harahap, 1952, Semarang).

Setelah masa awal kemerdekaan telah diatasi, maka timbul masalah kedua yaitu pada awal periode pembangunan: (1) Terbatasnya kesempatan memperoleh pendidikan; (2) Rendah dan tidak meratanya mutu pendidikan; (3) Tuntutan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan; (4) Kurangnya tenaga ahli dan profesional; dan (5) Terbatasnya dana, sarana dan prasarana.

Dalam REPELITA I sebenarnya telah tercantum secara ekplisit kebijakan untuk menggunakan siaran radio dan televisi bagi peningkatan mutu pendidikan (RI, 1970:361). Namun kebijakan itu belum dapat terlaksana dengan semestinya karena kurangnya sumber daya dan dana, serta belum memadainya sarana dan prasarana. Dalam bukunya Miarso (2007:481-482), menyatakan bahwa di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah diselenggarakan sejumlah penelitan dan pengajian, diantaranya adalah:

  1. 1. L.H. Emerson (1968), “Education in Indonesia”
  2. 2. C. Koch (1969), “Educational Radio in Indonesia”
  3. J.B. Willings,et al. (1970), “Educational Broadcasting in Indonesia”
  4. 4. Yusufhadi Miarso (1970), “A Programme for the Development of Educational Broadcasting in Indonesia”
  5. D. Jamison (1971), “Alternative Strategies for Primary Educational in Indonesia A Cost Effectivenes Analysis”
  6. I. Alisyahbana (1972),”Study of the Specification and Design of Receivers for use in Educational Broadcasting”
  7. Alwi Dahlan (1972), “The Effect Educational Broadcasting”
  8. LMUI (1972), “The Management Educational Broadcasting”
  9. IKIP Jakarta (1972), “Desing of Experiment of Use of Radio Broadcasting for Improving Primary School Instruction”

10. IKIP Malang (1972), “Desind of Experiment for the Use of Radio Broadcasting for Teachers’ Upgrading”

11. Yusufhadi Miarso (1974), “Identification of the Use of the Domestic Satellite Communication System for Education”

Pada bulan September 1974, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memprakarsai suatu seminar nasional (yang dihadiri pula oleh peserta dari luar negeri), yang mengambil tema “Sistem Komunikasi Satelit Domestik untuk Pendidikan dan Pembangunan.”

Untuk lebih memanfaatkan dan mengoperasionalkan berbagai pengkajian dan masukan, kemudian dibentuk suatu TIM Studi Pra-Investasi Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan dan Kebudayaan. Tim tersebut yang berintikan 16 orang, telah melibatkan secara aktif sekurangnya 70 ahli dan pejabat dari lingkungan pemerintah, swasta, dan masyarakat (temasuk BAPPENAS, HANKAM, BAKIN, LIPI, LAPAN, TVRI, RRI, dan lembaga/perorangan lain yng berkaitan), serta 10 orang ahli dari luar negeri (UNESCO, USAID, dan Universitas luar negeri), diberi tugas oleh Pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk merumuskan usulan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan teknologi komunikasi untuk pengembangan dan pembinaan pendidikan dan kebudayaan.

Arah dan kegiatan perkembangan kebijakan pada masa lalu dapat dilihat dari pelita 1 sampai dengan pelita VII (1998-1999). Arah dan perkembangan kebijakan tersebut adalah Pelita I Peningkatan mutu dengan penataran guru melalui media radio dan TV, Pelita II: (1) peningkatan mutu melalui penataran guru, Siaran Radio dan TV untuk PLS, Pendidikan Tenaga terampil, Program dan Pendidikan Keahlian di Perguruan Tinggi, Perintisan Model Penyajian Pendidikan; dan (2) Pedoman Pengembangan, Kegiatan harus bertolak dari kebijakan pendidikan yang sudah ada, Rencana dikembangkan dari analisis kebutuhan, diprioritaskan pemerataan mutu pendidikan, harus dimulai dari titik pangkal strategis: guru, media harus telah terbukti efektif, Pembentukan lembaga. Pelita III Mengatasi kesenjangan mutu antar wilayah, Peningkatan efisiensi pengelolaan. Pelita IV Peningkatan mutu dan perluasan Pendidikan Dasar, Perluasan kesempatan belajar di SLTP, Pelita V Peningkatan mutu setiap jenis dan jenjang, Perluasan kesempatan jenjang SLTP, Peningkatan dan pendayagunaan media pendidikan. Perkembangan berikutnya. Pelita VI pada pelita ini kebijakan diarahkan pada, Pemerataan dan peningkatan kualitas Pendidikan Dasar, Pelaksanaan Wajar 9 Tahun, Pengembangan dan pemanfaatan media pengajaran, teknologi pendidikan. Pelita VII tahun 1998 dan tahun 1999 kebijakan diarahkan pada, Perluasan dan peningkatan kesempatan, Peningkatan kualitas tenaga pendidik, Peningkatan, pengembangan dan penyebarluasan media pengajaran, teknologi, Perluasan dan pemerataan kesempatan yang bermutu, Diversifikasi kurikulum melayani keberagaman peserta didik, Kurikulum nasional dan lokal sesuai kepentingan setempat, Pengembangan kualitas SDM sesuai dengan potensinya, Peningkatan partisipasi keluarga dan masyarakat.

C. Kegiatan Pengembangan TIK di Indonesia

Ada beberapa kegiatan pengembangan TIK yang dilakukan oleh pemerintah. Beberapa kegiatan pengembangan yang dilakukan antara lain: (1) Pelatihan tenaga inti (1970) Australia; (2) Sosialisasi gagasan (Seminar Nasional SRP) – 1972; (3) Pelatihan tenaga terampil (1972) Jakarta; (4) Eksperimen di DIY, Jateng dan Irja (1973); (5) Evaluasi hasil eksperimen (1975); (6) Pra-investasi Teknologi Komunikasi Untuk Pendidikan dan (7) Kebudayaan → STPN Tekkom-dikbud  → Pusat TKPK (1975 – 1978) dan (7) Pendidikan tenaga ahli TP S1 1976; S2 dan S3 1978  →  sekarang.

Kegiatan pengembangan berikutnya melakukan kegiatan antara lain :

* Proyek TKPK (Teknologi Komunikasi Pendidikan Kebudayaan)

  1. Pendidikan tenaga terampil 1971
  2. Pelatihan tenaga di luar negeri 1973
  3. Pendidikan tenaga ahli di luar negeri 1974
  4. Pendidikan tenaga ahli di dalam negeri 1976
  5. ECD Project 1976 – 1982 (bantuan USAID)
  6. Pendidikan tenaga Pascasarjana 1978
  7. SMP Terbuka

* PROYEK TKPD

  1. Eksperimen penggunaan radio untuk pembelaran di SD (Yogyakarta) 1974 – 1976
  2. Eksperimen penggunaan radio untuk penataran guru (Jawa Tengah) 1974 – 1976)
    1. Perintisan siaran radio untuk komunikasi kebijakan (Irian Jaya) 1973 – 1977
    2. Siaran Radio untuk Penatarn Guru di 11 provinsi 1976 – 1984
    3. Pengembangan Sistem Pembelajaran dengan media 1976 – 1980
    4. PAMONG (modul cetak + radio dan Kaset) 1976 – 1980
  • 5 SD rintisan + 98 SD imbas
  • SMP Terbuka (1978)
  • ECD Project (1978 – 1984)
  • Rural Satellite Project (BKSPT-Intim) 1982 – 1985)
  • International Workshop on Teaching at a Distance 1982 → konsep awal UT (1984)
  • Serial TV Pendidikan Watak (ACI 1984)

D. Usaha Pengembangan TIK di Indonesia

Adapun usaha pengembangan TIK yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  • PROYEK TKPT
  1. ITB – CCTV untuk kelas bersama Smt I
  2. IPB – Pusat Sumberdaya Informasi
  3. UNDIP – CCTV untuk fakultas Kedokteran
  • ITS – Perintisan siaran televisi local
  • IKIP (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang) – Pusat Sumber Belajar 1976 (mulai tahun 1980 semua IKIP/LPTK)
    • SISDIKSAT  (BKSPT-INTIM, 16 PT)
    • (UNHAS,UNM,UNTAD,UNHAL,UNSAM,UNIMA,UNTALO,UNPATI, UNCEN-Jayapura dan Manokwari, UNDANA,UNRAM,UNLAM, UNMUL, UNNUS, UNISA)

* PROYEK TKPLS

  • SRP menunjang KEJAR Paket A di 20 provinsi
  • SRP untuk pendidikan masyarakat di 5 desa binaan (Pamulihan, Sumedang; Tegaltirto, Sleman; Ronowijayan, Madiun; Pekan Selesai, Langkat; dan Sungai Batang, Pontianak
    • Kerjasama dengan BKKBN – program radio dan rekaman untuk penyuluhan

Kegiatan pemngembanganya adalah:

  • Televisi Pendidikan Indonesia (1991 – 2001)
  • IDLN (1994 – sekarang)
  • SEAMOLEC (1997 – sekarang)
  • Nusantara 21 (1997 – 1999)
  • Telematika (1998 – sekarang)
  • GDLN (2001 – seterusnya)
  • KKPI -SMK (2004 – sekarang)
  • TVedukasi (2004 – sekarang)

E. Pembentukan Lembaga dan Pengembangannya

Pembentukan lembaga TIK adalah sebagai berikut:

  1. Tim Studi Pra-investasi TKPK 1974
  2. Satuan Tugas Penyelenggara TKPK 1975
  3. Pustekkom 1978
  4. 3 Balai Produksi
  5. 14 Sanggar Pelaksana daerah
    1. Pustekkominfo 2005
    2. 3 Balai Tekkominfo ( di bawah Pustekkominfo)
    3. 33 Balai dan Sanggar Tekkominfo daerah (di bawah Pemda)

Pengembangan lembaga TIK sebagai berikut:

  1. International Workshop on Teaching at a Distance 1972 → menghasilkan naskah akademik untuk Universitas Terbuka
  2. Internasional Seminar on the Use of Domestic Satellite for Development 1974
  3. Serial TV Pendidikan ACI (Aku Cinta Indonesia/Amir,Cici,Ito) 1985
  4. TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) 1991 – 2001
  5. NUSANTARA 21 (di bawah Menteri Perhubungan) 1996
  6. TELEMATIKA (di bawah Menko EKUIN) 1998
  7. TELEMATIKA  (di bawah Wakil Presiden) 2000
  8. IDLN (Indonesia Distance Learning Network) 2002
  9. TV EDUKASI (Pustekkominfo) 2004 dengan misi :

a.      Mencerdaskan masyarakat

b.      Menyajikan keteladanan

c.      Menyebarkan informasi pendidikan

d.    Memotivasi warga masyarakat untuk belajar

Dilakukan :

  • Pembagian Lokal dan Komunitas 100.000 pesawat TV (target semua SMP pada tahun 2008) dan Generator untuk sekolah terpencil tanpa listrik
  • Kerjasama dengan TVRI, TV Lokal dan Komunitas
  • Pembinaan intensif di 25 Provinsi

10. KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) – Dikmenjur 2003 untuk semua SMK

11. WAN Kota (Dikmenjur) 2004 diselenggarakan untuk menghubungkan Kantor Pusat dengan 6 lembaga di daerah untuk membangun jaringan yang dapat diakses oleh sekolah dalam jangkauan

12. USO – Kominfo 2003

  1. Desa Berdering 43.000 tahun 2007
  2. Desa Pinter (Punya Internet) semua tahun 2015

13. OSOL (One School One Computer Laboratory) – Depkominfo

38 sekolah (15 SMU, 13 SMP, 4 SD, 4 Pesantren, 2 LPTK) 2005

14. IPTEKNET – Menristek : Jaringan informasi dikoordinasikan oleh Dewan Riset Nasional, yang menghubngkan sumber dan pengguna informasi ilmu pengeta-huan dan teknologi di dalam dan luar negeri

15. DETIKNAS (Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional) – Ketua Pengarah Presien RI, Ketua harian Menkominfo

  1. Koordinasi nasional
  2. Kebijakan umum dan pola nasional
  3. Kegiatan strategis
  4. Masukan lintas sektoral

16.  Intel Indonesia

  1. Classmate PC : pelatihan profesional guru untuk pembelajaran TIK
  2. Intel Teach : menyediakan konten kurikulum lokal, kerjasam dengan industri lokal untuk koneksi internet; donasikan 100.000 komputer untuk 2000 sekolah; pelatihan 10 juta guru pada tahun 2012

17. ICT Access Point dan Telecenter : kerjasama Badan Litbang DepKominfo dengan Asia Pacific Telecommunity (APT), disponsori oleh JICA, terkoneksi dengan Tokyo dan Keio University.

18. WARINTEK (Warung Informasi Teknologi) – Kantor Menristek kerjasama dengan PJI untuk menyediakan fasilitas layanan informasi dalam berbagai kebutuhan masyarakat.

19. CTC (Community Teleservice Center) – MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia),  dengan misi sebagai berikut: (1) Menyediakan akses informasi yang adil bagi masyarakat; (2) Menciptakan lapangan kerja untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat; dan (3) Menyediakan jasa penunjang untuk belajar dan berbagai kebutuhan pembangunan (kesehatan, pertanian dan lain-lain).

F. Potensi dan Peran TIK dalam Pendidikan

Potensi yang perlu dikembangkan agar masyarakat belajar melalui TIK adalah sebagai berikut:

  1. Pengembangan jaringan ke seluruh pelosok indonesia (termasuk menjangkau wilayah kepulauan, terpencil/terisolasi, dan sulit transportasi)à perlu investasi TIK
  2. Sosialisasi di berbagai media dan kesempatan untuk pemanfaat TIK di segala bidang
  3. Penyediaan sarana dan prasarana TIK di seluruh wilayah indonesia (termasuk network ICT)
  4. Saat ini pengguna TIK di indonesia mengalami perkembangan cukup pesat
  5. Pengembangan SDM
  6. Perangkat hukum (peraturan)/Cyber law
  7. Penetrasi komputer di indoensia masih rendah
  8. Memperlebar /memperluas tempat akses internet

Peran yang dapat  dilakukan dalam pemanfaatan TIK untuk pendidikan adalah sebagai berikut:

  1. Lembaga Pemerintah
    1. Peraturan pemanfaatan TIK yang jelas
    2. Kebijakan/regulasi pemanfaatn TIK dalam pendidikan
    3. Menyediakan/menyiapkan sarana dan prasarana TIK yang memadai di seluruh wilayah/daerah
    4. Lembaga Pendidikan
    5. Menyediakan sarana dan prasarana TIK di setiap satuanpenddikan
    6. Menyediakan SDM TIK yang berkualitas
      1. Lembaga Swasta
        1. Kontrol terhadap penyelenggaran pendidikan
        2. Partisipasi dalam pengembangan TIK
        3. Masyarakat
          1. Dukungan terhadap pemanfaatan TIK
          2. Ikut mengawasi penyelenggaraan pendidikan terkait dengan TIK

G. Keuntungan Teknologi Informasi

Salah satu keuntungan utama TI adalah bahwa perusahaan sekarang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan cepat untuk semua organisasi, nasional, dan bentuk internasional (James Taylor, 2004). Dengan kemampuan penemuan baru ini, tiap-tiap perusahaan mempunyai kesempatan untuk membuat proses manajemen mereka lebih efisien dan efektif. Namun sangat disayangkan banyak bisnis yang tidak mempunyai keahlian atau kecenderungan budaya untuk membuat perubahan yang diperlukan. Hal ini merupakan suatu tantangan utama untuk menyesuaikan manajemen dan proses pendukung untuk bisa menerima seiring perubahan Teknologi Informasi.

BAB IV

KESIMPULAN

Sejarah perjalanan panjang perintisan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sampai hari ini telah terbentuk lembaga Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka dapat ditarik kesimpulan sbb :

  1. Sejarah perjalanan panjang TIK mulai 31 Juli 1951 dalam siaran radio demobilisan;
  2. Pengkajian dan Studi Kelayakan (1968 – 1973); Seminar Sosialisasi dan pelatihan tenaga inti dimulai 1970;
  3. Perkembangan Lembaga, Periode I: pengembangan sistem antara lain: (1) Perumusan kebijakan; (2) Pengembangan tenaga; (3) Penelitian dan perancangan; (4) Perintisan program; (5) Pembentukan organisasi; (6) Pembangunan jaringan kerjasama. Periode II: Pemantapan Sistem, antara lain: (1) Usaha pemantapan kebijakan; (2) Pengukuhan organisasi; (3) Kelengkapan sarana produksi; (4) Peningkatan produksi jumlah & jenis media; (5) Pelatihan tenaga terampil. Periode III: Perluasan Sistem antara lain; (1) Perluasan organisasi; (2) Pembangunan jaringan pengembangan – nasional dan regional; (3) Pendayagunaan teknologi canggih; (4) Peningkatan jumlah program binaan; (5) Pengembangan aneka pola dan media.

Aplikasi dan potensi TIK telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain di dunia.

Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK dalam pembelajaran di sekolah, kita mempunyai tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun sosial. Perlu kerjasama (kolaborasi) antara guru di sekolah dan dosen di perguruan tinggi untuk memperbaiki kualitas kurikulum TIK di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

DR. Munir, M.IT. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta

Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Simarmata, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENDIDIKAN

Tentang Fhyanee
"Just ordinary girl with extraordinary dreams"

Tinggalkan komentar